MEREGUK UNTUNG DARI DODOL LIDAH BUAYA

Tanaman aloe vera mempunyai khasiat yang banyak. Tidak semua orang, meski yang sudah pernah mengonsumsinya tahu manfaat lidah buaya. Tanaman ini terasa pahit. Tapi Djamaluddin (32 tahun) berhasil mengolahnya menjadi panganan legit nan lezat yakni berupa dodol.
Aloe-VeraPutra pertama pasangan Rohadi dan Asmawati ini telah cukup lama berkecimpung mengelola bisnis dodol lidah buaya. Pemuda yang tinggal di rumah toko kontrakan di Jalan Budi Oetomo, Pontianak ini memulai merintis bisnisnya tujuh tahun yang lalu. Kala itu, Djamal—demikian ia disapa—yang masih kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu Komputer Pontianak, bertekad untuk menyelami dunia bisnis. Dengan pengalaman bisnis yang terbilang minim dan uang Rp3 juta, dia memulai usahanya.

Sebelumnya, dia tidak begitu mengenal aloe vera apalagi sampai tahu bahwa tanaman berlendir itu bisa diolah menjadi makanan. Namun, dia dipertemukan dengan Mamad yang kemudian menjadi rekan bisnisnya. Pengalaman Mamad yang pernah bekerja sebagai pekerja di industri pengolahan lidah buaya itu dikolaborasikan dengan modal Djamal hingga akhirnya mereka mendirikan sendiri bisnis pembuatan dodol berbahan baku lidah buaya.

Awalnya, produksi dilakukan di rumah Roby kenalan mereka yang kemudian bergabung dalam ikatan bisnis bersama dengan Djamal dan Mamad. Produk mereka lantas diberi nama “Barokah”. Tak hanya sekedar fokus pada proses pengolahan, ketiganya juga harus namun meraka masih harus berjuang keras untuk memasarkan hasil olahannya itu. Dari toko kecil hingga toko besar mereka coba tawarkan produk ini. Ada yang bersedia menerimanya, tapi ada juga yang menolaknya. Namun mereka tidak patah arang. Semangat untuk berhasil tetap mereka pegang erat. Dari semangat besar itulah, mereka dapat menembus pangsa pasar minimarket serta supermarket.


Tidak lama berselang, masalah demi masalah timbul. Ketidaksamaan persepsi serta masalah internal lain yang menyelimuti benak para owner Barokah, membuat Roby dan Mamad memutuskan keluar dari bisnis skala rumah tangga itu. Lokasi produksipun bergeser ke sebuah rumah kontrakan di Jalan Dusti Situs Mahmud Gg Blitar. Ditinggal dua orang rekannya, akhirnya Djamal memutuskan untuk mencari partner yang bisa membantunya dalam hal produksi dan Ary adalah nama orang itu.

Kerikil tajam kembali menghadang langkah Djamal. Ia menerima omongan tak sedap dari orang-orang di sekitar lokasi produksinya. Berkeinginan untuk tetap mempertahankan bisnisnya, Djamal akhirnya memilih mengalah dan pindah ke rumah orangtuanya di Parit Lambau Mega Timur Sungai Ambawang.

Serangkaian cobaan telah berhasil dihadapinya, hingga suatu hari Djamal bisa merasakan manisnya buah dari kesabaran serta perjuangannya. Pada tahun 2010, dia mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Salah satunya memberikan pengajaran untuk pengolahan lidah buaya di Lombok, Nusa Tenggara Barat serta tawaran mempromosikan produknya ke luar negeri. Kesempatan itu tidak ditolaknya. Diapun menyambangi negara Malaysia dan Brunei Darussalam memperkenalkan dan memasarkan dodol lidah buayanya.

Respon yang diterima Djamal sangat baik. Dari Malaysia dan Brunei, ia memeroleh banyak tawaran untuk memasarkan hasil karyanya di kedua negeri tersebut. Namun, dengan pertimbangan transportasi serta pertimbangan lain, dia memilih untuk menundanya dulu dan tetap fokus memperbesar industri dodol lidah buayanya. Terbukti, Djamal berhasil membangun gudang yang cukup luas untuk tempat produksi dan produk olahan yang semula hanya dodol kini merambah menjadi manisan lidah buaya, teh lidah buaya dan krupuk lidah buaya. Selain itu, bisnis yang dilakoni Djamal juga berimbas pada sesama di lingkungannya. Ia mempekerjakan delapan karyawan tetap dan pegawai non tetap yang membantunya ketika memasuki musim-musim tertentu.

Ayah dari Rabi’ah Al-Adawiah dan suami Fatlun sampai saat ini tetap mempertahankan olahan lidah buaya ini. Walau bersaing dengan aneka macam produk makanan instan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, ia tetap optimis dan bertahan dengan dodol Barokah-nya yang diolah secara tradisional. Seperti dilansir dari Pontianak Post, beberapa hari lalu, konsumen Djamal senantiasa bertambah. Dodol Barokah-nyapun dikenal sebagai oleh-oleh khas Pontianak, tidak hanya bagi warga lokal tapi juga warga daerah lain hingga bahkan warga internasional.

TAWARKAN BISNIS KUE HOME MADE BERGAYA MODERN

Menjadi seorang staf HRD di sebuah perusahaan pengeboran minyak dan gas nasional terkemuka dengan penghasilan yang menggiurkan, tak kuasa menghalangi niat Asdwin Noor menjadi pengusaha dengan membesarkan bisnis kue ibunda tercinta, ibu Sartje Panigoro.
quemamaTalenta sebagai seorang pebisnis mulai terlihat, ketika Asdwin–begitu bapak tiga anak ini disapa, ikut berjualan kue ibundanya mulai SD, kuliah dan bahkan selama bekerja. Alasan kuat untuk keluar dari perusahaan tambang itu pun kian menggelora semangatnya. Kue racikan ibunda lulusan alumnus Universitas Airlangga Surabaya tahun 2000, sudah populer sejak 15 tahun lalu, tetapi masih sebatas bisnis untuk mencari tambahan penghasilan keluarga.

“Saya masih ingat betul, sejak saya SD, ibu saya sambil bekerja di sebuah bank nasional membawa kue buatannya untuk dijual di tempat kerja dan karena banyak yang suka, maka sering dipesan untuk acara arisan, meeting, acara ulang tahun, syukuran, pernikahan dan sebagainya,” kenang Asdwin, seperti dikutip dari majalahfranchice.com, Kamis (17/11).

Menangkap peluang besar bisnis kue ibundanya, setelah beberapa tahun bekerja, tahun 2006 Asdwin meniggalkan pekerjaannya dan ikut terjun dalam bisnis yang telah dirintis ibunya. Bagi Asdwin, keberaniannya untuk banting stir menjadi seorang pengusaha kue, sedikit banyak karena keyakinanya akan kualitas kue racikan sang ibu. Konsumen Asdwin pun lambat laun makin menjalar, mulai dari pelanggan setia kue sang ibu, hingga relasinya di tempatnya dulu bekerja.

“Pasar kue ibu saya stabil, potensinya tidak menurun, di sisi lain, kok rasa kue buatan ibu saya dibanding kue yang lain cukup enak, di kantor saya juga dulu sering dipesan teman-teman saya buat ultah,” kata Asdwin bangga.

Potensi itulah yang kemudian dilihat mantan Ketua Aksi Mahasiswa Islam (KAMMI) Jawa Timur itu untuk kemudian membesarkan bisnis kue ibunya, yang juga didukung oleh latar belakang pendidikan dari ekonomi manajemen serta pengalaman selama bekerja.

Untuk memperkuat posisi produknya, Juli 2008, Asdwin bersama keluarga meluncurkan merek Quemama. Dengan merek tersebut, Asdwin juga ingin menguatkan citra kue rumahan, yang selalu membuat rindu konsumennya untuk selalu mencicipi kue buatannya. Selain itu, nama Quemama dipilih karena ia pun ingin meneruskan tradisi kue buatan mama tercinta.

“Walau setelah berjalan hampir dua tahun, sampai hari ini biaya yang dikeluarkan sudah cukup besar karena kita bangun merek yang besar, visi, misi dan mimpi yang besar untuk kemudian kita menjadi bagian dari perekonomian,” ujar Asdwin.

Asdwin menambahkan, belajar dari ekonomi sebuah negara, sehingga merasa punya wawasan tentang tanggung jawab. Quemama diluncurkan sebagai bentuk pelayanan sehingga layanan menjadi filosofi. Pria yang suka membaca ini, terus berpikir, bagaimana Quemama menjadi pilihan utama dalam penyediaan kue-kue untuk berbagai acara dan kegiatan.

Ia membandingkan, bila selama ini snack box yang kerap dijumpai adalah snack box dengan tampilan dan kemasan yang kurang menarik dengan tulisan selamat menikmati misalnya, kini Quemama memberikan snack box yang berbeda. Ia berpendapat, dari penampilan yang baik dapat menggugah selera.

“Karena selama ini belum ada bisnis yang khusus menggarap kategori snack box, saya rasa jika mendapatkan suatu posisioning bisnis yang tepat, bisnis ini akan mudah diterima oleh masyarakat. Jadi tak selamanya penjualannya dilakukan secara tradisiona. Quemama adalah seni. Saya belajar dari seorang koki, di mana rasa makanan nomor dua, nomor satu adalah penampilan ” terang Asdwin.

Dengan diferensiasi produk yang diterapkannya, Asdwin ingin agar kuenya bisa mengangkat kelas kue home made yang selam ini tersaji “seadanya”. Tak hanya menjadi sekedar komoditas saja, namun Quemama ingin agar produknya bisa tertuju pada penikmat kue. Disinilah kualitas penyajian menjadi penting.

Hingga saat ini, Quemama  juga bergerak di jumlah pesanan besar karena bisa 3000 box per hari. Selain itu, Quemama meluncurkan Mini café, sehingga orang datang bisa makan di gerai Quemama. Hingga saat ini Quemama sudah memiliki tiga cabang di Jakarta, yang rencananya akan menjalankan konsep kemitraan untuk melebarkan sayap bisnis. Saat ini Quemama akan memfokuskan pengembangan bisnis di wilayah Jabodetabek, sebelum menggarap pasar di daerah.

SUKSES BERAWAL DARI COBA-COBA

Berawal dari coba-coba usaha membuka roti panggang, Haji Nedi Suhendi, tidak pernah bermimpi bisa menjadi salah satu entrepreneur yang sukses. Nyatanya, kini dari usaha coba-coba itu, Nedi telah menggapai keinginan dan cita-citanya sejak kecil yakni pergi ke Mekah, untuk menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam.

Usaha yang dirintisnya itu juga bukan suatu proses yang singkat. Dimulai dengan mengikuti jejak sebagian orang kampung halamannya di Sumedang yang membuka usaha roti pangggang di Jakarta, Nedi yang usianya baru 14 tahun memberanikan diri ke Jakarta pada 1964. Namun, impiannya di Jakarta, tidak seperti dibayangkan. Sempat empat tahun bekerja serabutan, akhirnya pada 1968, ia ikut membantu saudaranya berjualan roti panggang di Jalan Jayakarta, Jakarta Barat.

Selama dua bulan sebagai karyawan, Nedi mulai menyambi buka usaha roti panggang sendiri sebagai pedagang kaki lima di kawasan Jalan Jayakarta. Banyak duka dialaminya ketika ia menjadi pedagang kaki lima. Terkadang jualan roti panggangnya tidak habis, modal yang tidak cukup, hingga dikejar-kejar petugas keamanan dan ketertiban pedagang kaki lima.

Kendati demikian, cobaan demi cobaan tidak lantas menyurutkan hatinya untuk menggeluti usaha roti panggang yang sudah menjadi panggilan jiwanya. Ia pun sejak 1981, mulai menyewa tempat di salah satu sudut Jalan Jayakarta.

Seperti dikutip dari Jurnal Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Nedi memberanikan diri, untuk mengajukan pinjaman uang ke Bank Nasional Indonesia (BNI) pada 1987. Pengajuan itu tidak langsung disetujui pihak bank.

Tersendatnya pengajuan itu tidak menggentarkan Nedi untuk membuktikan bahwa usaha yang digelutinya potensial menjadi usaha yang berkembang. Tidak lama dari pengajuan itu, atau setelah enam bulan pengajuan, akhirnya pihak bank mengucurkan pinjaman sebesar Rp 5 juta pada Nedi sebagai modal usaha.

Dari sinilah, ia mulai mendapatkan suntikan semangat baru. Inilah yang menjadi titik awal bagi Nedi. Mulai 1987 itu pula, Nedi memberi nama usaha roti panggang miliknya bernama ‘Pala Sari’. Tak disangka, nama yang diberikan spontan dan selintas oleh Nedi ini, membawa dirinya pada sebuah keberuntungan.

Tahun berganti tahun, kini usaha Nedi sudah berkembang menjadi enam kios. Lima kios berada di Jalan Jayakarta (satu kios pusat, dan empat kios cabang), dan satu kios di Jalan Penjaringan, Jakarta Utara.

Kesuksesannya ini pun didukung dengan kejelian Nedi dalam mencari lokasi usahanya.Nedi sengaja mencari kios yang dekat dengan para pekerja formal dan informal, dan berada di wilayah pemukiman padat. Selain itu, semua kios pun dibuka non stop 24 jam. Alhasil, sangat sulit menemui keenam kiosnya sepi dari pembeli. Bahkan, khusus kios yang berada di Jalan Penjaringan, selalu ramai dikunjungi pembeli dari pagi hingga malam hari.

Maka tak mengherankan, keenam kios usaha roti panggang yang telah digelutinya sejak 40 tahun lalu, telah memberikan omzet keuntungan minimal Rp 5 – 10 juta per hari.

Membuka tabir kesuksesannya, Nedi hanya mengucapkan empat kunci. Jaga mutu produk, jaga kebersihan produk dan tempat usaha, dan berikan pelayanan yang ramah kepada pembeli. ‘’Satu kunci lagi, jadilah manager yang baik, meskipun dalam lingkup kecil, yang mampu mengelola karyawan dan uang dengan baik,’’ kata Nedi Suhendi.

LEGITNYA LABA KUE SUS

Anda penikmat kue basah? Bila iya, tentu lidah Anda pernah mencicipi kue basah berbentuk bulat kecil, dengan kulit luar yang renyah dan gurih. Begitu bagian dalamnya yang berisi fla yang lembut mampir di mulut, rasanya jadi manis dan lezat. Betul, kue sus namanya. Kue ini beken di Bandung. Tapi, kini kita juga bisa mencicipinya di berbagai daerah.
delisoes1Adalah Sandi Gunawan, salah seorang yang ikut mempopulerkan kue sus ke beberapa kota di Indonesia. Mengusung bendera Delisoes, Sandi terjun ke bisnis kue sus sejak akhir 2006. “Sus buatan saya lebih kriuk dan isian dalamnya tidak sebatas fla biasa,” beber Sandi seperti dikutip kontan.co.id.

Saat ini Delisoes menawarkan 17 varian rasa fla. Antara lain fla rasa cokelat, blueberry, lemon, nanas, durian, mangga, dan pisang. Tak ketinggalan, rasa talas yang dijamin membuat lidah bakal menari keenakan.

Soes kreasi Sandi ini lumayan berhasil memikat lidah konsumen. Karena pasar menyambut, Sandi lantas menawarkan kemitraan usaha sejak Juni 2007.

Tawarannya mendapat respon cukup baik dari pasar. Dalam waktu satu setengah tahun, Sandi sudah mempunyai 35 gerai. Semuanya milik mitra. Gerai Delisoes tersebar di kawasan Jabodetabek, Surabaya, Malang, Sulawesi, Jawa Tengah, dan di  Papua.

Jika Anda juga tertarik menjadi mitra Delisoes, tentu ada persyaratan yang harus Anda penuhi. Salah satunya, tentu saja syarat modal. Tapi tak usah khawatir, sebab Sandi mensyaratkan modal yang terjangkau. Calon mitra hanya perlu menyetorkan modal sebagai investasi awal sebesar Rp 6  juta. “Itu sudah termasuk biaya kemitraan selama lima tahun, gerai, dan seluruh perlengkapan memasak. Jadi, mitra tinggal memasak adonan saja,” imbuh Sandi.

Paket investasi awal tersebut sudah termasuk peralatan seperti kompor, panci, oven, mixer, dan lainnya. Sandi juga akan memberi pelatihan bagi dua karyawan mitra Delisoes.

Setiap gerai biasanya mempekerjakan  satu hingga dua orang karyawan. “Kami akan melatih sampai mitra bisa membuat kue sus dengan rasa dan kualitas yangsesuai standar kami,” ujar Sandi.

Sandi juga mewajibkan mitra membeli bahan-bahan, seperti tepung adonan dan aneka varian fla dari dia. Perinciannya, harga tepung adonan saat ini Rp 25.000 per 500 gram, adapun harga aneka isian fla berkisar Rp 27.500 hingga Rp 30.000 per kilogram.

Dari 500 gram tepung adonan, si mitra bisa membuat sekitar 50 potong kue sus. Dus sekilo isian fla cukup untuk 100 porsi untuk isian fla.

Berdasarkan pengalaman membesarkan ke-35 gerai, Sandi menargetkan satu gerai kemitraan Delisoes bisa membukukan angka penjualan minimal Rp 200.000 per hari atau Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan. “Dengan asumsi omzet Rp 5 juta per bulan, mitra bisa balik modal  sekitar tiga bulan saja,” ujar Sandi.

Seberapa besar peluang calon mitra mencapai target itu dan bagaimana prospek bisnis Delisoes? Sebagai pertimbangan, silakan Anda simak penuturan Soraya, mitra Delisoes di Bekasi, Jawa Barat.

Soraya membuka gerai Delisoes sejak akhir 2007. “Saat ini, saya sudah mampu meraup omzet Rp 10 juta per bulan,” ujar Soraya.

Dengan harga jual Rp 2.000 sampai Rp 3.500 per sus, mitra Delisoes bisa mendulang laba bersih sebesar 100%. Artinya, harga jualnya dua kali lipat dari harga bahan baku. Anda tertarik menikmati kriuk laba dari Delisoes?
Delisoes Jl. Taman Kopo Indah III D-4, No. 65, Bandung
(022) 92934806, 91872525 

BOLU GULUNG KACANG MERAH, TEMAN SANTAI ANDA

Sore-sore duduk di teras rumah bersama keluarga bercanda dan ketawa…hmmm alangkah syahdunya suasana seperti itu. Apalagi bila ditemani secangkir teh hangat dan bolu gulung kacang merah yang sangat nikmat, sehingga akan menambah lengkap suasana santai Anda. Wah pastinya suasana seperti itu sangatlah Anda harapkan ditengah kesibukan kerja Anda.
Bolu gulung bisa dimakan sebagai camilan teman minum teh atau bisa juga sebagai makanan berat bila Anda sedang lapar. Kreasinya pun sekarang sudah beragam tergantung selera Anda, salah satunya yaitu roti bolu gulung kacang merah. Diantara Anda pasti masih banyak yang belum mengenal roti bolu ini. Nah saatnya Anda mencoba untuk membuatnya dan rasakan sensasi rasanya, hmmmm pasti enak nih.
Selain itu Anda juga bisa membuat roti ini sebagai peluang usaha Anda, yang pastinya prospeknya bagus dan masih terbuka karena belum banyak yang membuatnya. Anda juga bisa membuat roti bolu gulung ini dengan kreasi-kreasi sendiri. Selamat mencoba dan kembangkan bisnisnya.
Bolu gulung kacang merah putih telur
12 gram air perasan lemon
80 gram air
56 gram minyak
122 gram tepung protein rendah
1 sdt baking powder
1/2 sdt garam
332 gram putih telur
1 sdt cream of tartar
140 gram gula halus
kacang merah masak yang telah dimaniskan
selai secukupnya
cara membuat

  1. Dalam wadah campur air, air lemon, minyak, aduk rata. Masukan tepung bp, garam yang telah diayak  terlebih dahulu, aduk rata.
  2. Dalam wadah lain kocok putih telur, gula, cream of tar tar sampai kaku.
  3. Masukan adonan putih telur ke adonan tepung sedikit demi sedikit sambil diaduk rata.
  4. Tuang adonan keloyang yang telah ditaburi kacang merah, lalu panggang hingga matang.
  5. Balik kue di selembar kertas, oles dengan selai lalu gulung.

Sumber gambar dan resep: manismanisblogcom.blogspot.com

KREASI UNIK ROTI MANTAU KISMIS

Roti Mantau adalah makanan khas Cina yang citarasanya mirip bakpao. Dalam tradisi Cina, mantau disajikan bersama nasi atau sebagai pengganti nasi. Teksturnya lembut dan bagian dalamnya empuk. Dahulunya roti mantau disajikan tanpa isi namun sekarang sudah banyak yang mengkreasikannya sehingga banyak sekali fariasinya. Salah satunya yaitu roti Mantau Kismis yang sangat lezat ini.
Masyarakat Indonesia masih jarang yang tahu akan keberadaan roti ini, kebanyakan hanya mengenal roti bakpao saja. Hal inilah yang seharusnya bisa Anda manfaatkan sebagai sumber inspirasi bisnis baru yang potensial.
Roti mantau ada juga yang dijual siap pakai dalam kemasan plastik kedap udara di pasar swalayan di gerai makanan dingin. Ada dua macam mantau, yang putih polos atau berwarna putih cokelat. Beli mantau terbaru, bisa dilihat dari tanggal kadaluarsa yang tercantum pada kemasan. Sebelum dipakai, dikukus terlebih dulu agar lembap atau digoreng dengan mentega kalau suka. Jika ingin menyajikan mantau dengan cara lain bisa dibuat sandwich dengan isi daging tumis.
Bahan

  • 300 gr tepung terigu
  • 100 gr tepung tang mien
  • 125gr putih telur
  • 250gr gula halus
  • 40gr susu skim/bisa diganti santan kental
  • 15gr baking powder
  • Sedikit garam
  • >30gr mentega putih
  • 20gr ragi instant
  • 375ml air

Isi

  • 250gr kismis
  • Selai secukupnya

Cara Masak :

  1. Campurkan bahan: tepung terigu, tang mien, baking powder, gula, ragi instant, dan garam. Tambahkan susu, putih telur dan mentega.
  2. Aduk bahan (uleni dengan air) selama sepuluh menit hingga adonan tidak lengket di tangan. Biarkan 60 menit.
  3. Bagi adonan sesuai selera,bulatkan dan diamkan 10mnt.
  4. Ambil adonan putih, gilas tipis memanjang kemudian olesi dengan selai lalu taburi dengan kismis secukupnya. Gulung  cetakan pelan-pelan supaya hasilnya rapi.
  5. Iris sesuai keinginan lalu taruh di loyang yang sudah diAlasi dengan kertas roti, tutup dengan plastik diatasnya dan istirahatkan selama 45 menit.
  6. Kukus selama 10 mnt hingga matang. Tak peru api besar.
  7. Angkat dan sajikan.

Tulisan diolah dari berbagai sumber.

TIPS SUKSES BERBISNIS ROTI DARI OLAHAN BUAH SUKUN

Buah sukun (Artocarpus communis) merupakan bahan pangan alternatif yang cukup prospektif untuk dikembangkan diberbagai daerah. Kandungan gizi buah sukun cukup baik. Selain karbohidrat, protein, dan lemak, buah sukun juga mengandung vitamin B1, B2, dan vitamin C, serta mineral (kalsium, fosfor, dan zat besi). Kandungan air dalam buah sukun cukup tinggi, yaitu sekitar 69,3 %.
Buah sukun segar bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan pangan dengan cara direbus, digoreng maupun dibakar. Namun selain itu, ternyata buah sukun juga enak jika diolah menjadi aneka jenis roti.  Dengan mengolah buah sukun menjadi aneka jenis roti maka dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Sebelum dibuat menjadi aneka roti buah sukun terlebih dahulu dibuat menjadi tepung.Daging buah yang telah dikeringkan dapat dijadikan tepung dengan kandungan pati sampai 75%, 31% gula, 5% protein, dan sekitar 2% lemak.
1. Pengolahan Buah Sukun Menjadi Tepung Sukun :

  • Pilih buah sukun yang sudah tua.
  • Kupas kulitnya dan potong – potong menjadi ukuran yang lebih kecil.
  • Lakukan pemblansiran (5-10 menit).
  • Dijemur hingga kering.
  • Sukun kering ditumbuk.
  • Diayak dan dibersihkan.
  • Dijemur sampai menjadi tepung yang bersih.

Biasanya pada musim kemarau penjemuran menghabiskan waktu 3 hari. Tujuan dari pemblansiran atau pengukusan adalah untuk menghindari warna coklat pada buah sukun yang telah dikupas.
2. Pembuatan Aneka Roti Dari Tepung Sukun
a. Roti tart tepung sukun
Bahan-bahan yang digunakan :
8 butir telur, 2 ons gula pasir, 2 ons tepung sukun, 1 sendok makan avalet, 2 ons mentega dicairkan, 1 sendok makan panili
Cara pembuatan :

  • Kocok telur dan gula  hingga mengembang.
  • Masukkan ovalet, bubuk powder, tepung sukun,dan mentega, kemudian kocok hingga rata.
  • Tuangkan ke dalam loyang yang telah diolesi mentega.
  • Bakar hingga kuning kemudian diangkat,selanjutnya bisa dihias sesuai dengan selera/seni dengan butter cream yang telah diberi warna sesuai selera.

b. Bolu Sukun
Bahan –bahan yang digunakan :
1 gelas tepung sukun,4 butir telur,1,5 ons gula, 1 bungkus panili, 1,5 ons mentega cair.
Cara Pembuatan :

  • Campur telur, gula, ovalet, panili  kemudian dikocok hingga warnanya putih.
  • Masukkan tepung sukun kedalam kocokan pertama, kemudian dikocok lagi pelan-pelan dan diberi mentega dan diaduk sampai merata. Kemudian dimasukkan ke dalam loyang yang sudah diolesi mentega kemudian dibakar hingga matang.
  • Setelah matang dipotong-potong lalu dibakar hingga kering.

c. Donat Sukun
Bahan-bahan yang digunakan :
1 buah sukun,150 g gula pasir,0,25 gr tepung terigu, 1 butir telur, 100 g mentega, misis dan minyak mentega secukupnya.
Cara Pembuatan :

  • Kupas buah sukun.
  • Cuci kemudian di kukus lalu dihaluskan.
  • campur sukun dengan telur, gula, tepung terigu, dan aduk sampi tidak lengket.
  • Bentuk adonan menjadi donat dan goreng sampai warna kecoklatan kemudian tiriskan.
  • Setelah dingin olesi dengan mentega kemudian taburi dengan gula halus dan misis.

3. Pengemasan.

  • Buatlah kemasan dari plastik untuk membungkus bolu dan donat sukun.
  • Untuk 3-4 donat dibungkus jadi satu dalam wadah karton.
  • Jangan lupa untuk setiap kemasan diberi cap atau logo perusahaan. Atau yang paling sederhana sekalipun tetap cantumkan nama dan alamat yang bisa dihubungi untuk pemesanan.

4. Pemasaran

  • Anda bisa mencetak brosur-brosur dalam kertas biasa saja yang bisa anda sebarkan melalui instansi, warung-warung, pertemuan arisan, kost-kostan dan lainnya. Prinsipnya adalah semakin banyak orang yang mengnal produk anda akan sangat membantu dalam pemasaran.
  • Anda bisa membuat kerjasama dengan toko roti atau katering untuk menambahkan produk anda dalam menu mereka.
  • Anda bisa kerjasama dengan warung burjo atau instansi untuk menjualkan barang anda dengan sistem konsinyasi.
  • Anda bisa gunakan teori marketing lama yang terbukti efsien yaitu viral marketing atau getok tular. Prinsipnya adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Pastikan produk anda memuaskan pelanggan anda otomatis mereka akan menyebarluaskan produk anda dengan senang hati.

5. Administrasi dan Keuangan

  • Sekecil apapun bentuk organisasi usaha anda pastika anda mempunyai administrasi yang teratur walaupun sederhana.
  • Siapkan buku kas untuk mencatat semua aliran uang yang keluar maupun aliran masuk.
  • Buatlah nota untuk setiap transaksi untuk memudahkan anda melacak kemana aliran uang anda.
  • Catatlah setiap transaksi dan patikan anda mengecek tiap harinya, sebab jika anda tidak tiap hari mengecek anda akan kebingungan melacak aliran uang anda.
  • Jika memungkinkan sewalah seorang lulusan SMK yang mengerti tentang pembukuan, ini akan memudahkan anda dalam controling perusahaan.

TIPS SUKSES MEMBUAT ROTI KERING

tips sukses membuat kue kering 133x200 Tips Sukses Membuat Kue KeringMembuat kue kering menjelang lebaran dapat dijadikan sebagai salah satu kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan. Mengapa demikian? Karena menjelang lebaran, kue kering banyak dicari orang untuk dijadikan sebagai menu suguhan untuk para tamu. Oleh karena itu jika Anda memiliki keahlian dalam membuat kue kering, dapat Anda manfaatkan untuk membuka usaha kue kering dan memasarkannya.

Namun walaupun peluang usaha kue lebaran begitu besar, tidak semua orang bisa membuat kue kering dengan hasil yang berkualiatas. Terkadang bentuknya sudah bagus, namun teksturnya kasar, tidak renyah ataupun kualitas rasanya yang kurang pas. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan kue kering, agar menghasilkan kue kering yang menarik dengan rasa yang enak. Berikut beberapa tips sukses membuat kue kering yang dapat membantu Anda :

  1. Pilihlah tepung serbaguna seperti tepung terigu, tepung maizena, ataupun tepung ketan sebagai bahan baku utama. Tetapi tepung yang sering digunakan yaitu tepung terigu. Untuk mendapatkan hasil kue yang renyah, dapat Anda peroleh dengan cara terlebih dahulu menjemur tepung yang akan dipakai atau bisa juga dengan sangrai tepung terlebih dahulu agar lebih kering.
  2. Untuk penggunaan mentega, usahakan pilih mentega yang tidak asin, jangan gunakan mentega yang terlalu dingin karena membuat udara tidak dapat masuk. Selain itu hal yang harus diperhatikan yaitu jangan mengocok mentega terlalu lama, agar adonan tidak terlalu lembek sehingga susah dicetak.
  3. Jika ingin menghasilkan kue kering yang empuk, gunakan kuning telurnya saja. Sedangkan untuk putih telurnya dapat digunakan untuk mengolesi permukaan kue, agar terlihat mengkilap.
  4. Dalam penggunaan gula, sebaiknya pilih gula halus dibanding gula pasir. Penggunaan gula halus akan menghasilkan kue dengan tektur yang lembut.
  5. Gunakan teknik yang benar dalam mengaduk adonan kue, lebih baik gunakan sendok kayu untuk mengaduknya. Jangan terlalu lama mengaduk adonan, agar tidak lembek. Jika sudah terlanjur lembek, jangan tambahkan tepung namun bungkus adonan dengan plastik dan simpan dalam lemari es.
  6. Jika adonan sudah siap dicetak, cetak diatas loyan. Kemudian atur hasil cetakan diatas loyang dan berikan jarak antar kue. Sehingga kue dapat mengembang dengan baik dan tidak menempel dengan kue sebelahnya.

Selain beberapa tips diatas, untuk memperoleh hasil kue kering yang enak dan menarik dibutuhkan ketekunan dan ketelitian dalam proses produksi. Sekian informasi tips membuat kue kering yang dapat kami samapaikan. Semoga dengan adanya tips membuat kue kering, dapat membantu Anda yang sedang mencoba usaha kue. Salam sukses.

MENIMBANG PELUANG PIZZA MURAH

Dua dasawarsa lalu, pizza masih jadi udapan kalangan berduit. Tapi kini, makanan sehari-hari orang Italia itu, sudah bukan lagi makanan elit. Ragam pizza seperti Meat Lover, Vista, American Favourite, Chicken Mushrom, Chicken Baberque, Beef Baberque, Beluxe, Subrime dan banyak lagi, makin mudah ditemukan di berbagai resto atau kedai.
Begitu pizza jadi makanan populis di sini, kedai-kedai pizza mulai menjamur di sudut-sudut kota. Dan kenyataannya, pembelinya memang tak pernah menyurut. Dengan laris manisnya makanan ini, tentu ini juga peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan.
Nah, bagi Anda yang tertarik memanfaatkan peluang tersebut tapi belum pengalaman, simaklah pengalaman Muhammad Fathoni membesarkan usaha pizza untuk kalangan konsumen kebanyakan itu.
Empat tahun silam, berbekal pengalaman kerja di restoran sejak 1990, Fathoni memulai usaha pizza gerobak di Sidoarjo, Jawa Timur. Nama usahanya Doremi Pizza. Meski cuma jualan di gerobak dorong, modalnya lumayan juga, mencapai Rp 30 juta. Sajian menunya saat itu pun masih sederhana. Cuma satu jenis pizza saja. Tapi ternyata laris manis.
Fathoni pun makin bersemangat. Ia kemudian menciptakan jenis-jenis pizza yang lain. Dan kini, setelah empat tahun berjalan, isi pizza racikan Fathoni sudah sepuluh macam. Rasanya, ujar Fathoni, juga sangat Indonesia. Tak hanya itu, empuknya roti pizza Fathoni bisa bertahan lebih lama. “Rasanya lain dari pizza kebanyakan,” katanya, kepada KONTAN, Kamis (29/5).
Harga pizza Fathoni juga murah meriah. Separoh dari harga pizza kebanyakan. Untuk pizza ukuran kecil, dia membanderolnya seharga Rp 11.000, ukuran sedang Rp 18.000, dan ukuran besar cuma Rp 34.000.

Omset Rp 400.000
Saat ini, Fathoni sudah mempunyai lima outlet. Dia mengaku, omset per outletnya mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per hari. Anda tergiur dengan omset itu? Kalau, ya, jalannya mudah. Karena Fathoni sudah menawarkan kemitraan sejak dua tahun lalu.
Fathoni menjanjikan keuntungan yang lumayan bagi calon mitra Doremi Pizza. Untuk calon mitra pun tak perlu khawatir, karena Fathoni mengaku sudah memiliki 15 outlet mitra. Yang terbanyak berada di Jawa Timur, sebanyak 13 outlet, di Jakarta satu outlet, dan Cibinong satu outlet.
Fathoni menawarkan dua tipe kemitraan. Pertama, kemitraan Doremi Pizza Gerobak. Modalnya cukup Rp 25 juta. “Dari kemitraan itu, mitra akan mendapat fasilitas lisensi lima tahun, gerobak, peralatan lengkap seperti kulkas, oven, gas, serta bahan produk awal berupa roti, seragam dan media promosi,” kata pria 45 tahun itu.
Kedua, kemitraan Doremi Pizza Mini Cafe yang biasa ada di foodcourt. Untuk yang ini, modalnya Rp 50 juta. Mitra akan mendapat meja konter panjang, neon box, freezer, peralatan lengkap dan produk awal. “Untuk minicafe, menu tidak terbatas pada pizza. Ada tambahan steak, spaghety dan burger,” imbuhnya melengkapi.
Dia menerapkan fee royalti 4 persen dari penjualan kotor per bulan. Mitra juga wajib ikut standar operasional prosedur yang ditetapkan, seperti audit keuangan per dua minggu. Fathoni menjamin mitra bisa balik modal dalam sembilan bulan. Sebagai gambaran, dia memperkirakan omset Doremi Pizza Gerobak Rp 400.000 per hari dan Mini Cafe Rp 800.000 hari.
Dasar perhitungannya, outlet-outlet yang sudah jalan saja omsetnya mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per hari. Kalau Anda tidak yakin, sebaiknya cek pasar dulu.Sumber : KOMPAS.COM

MISTAR, DARI TKI MENJADI PENGUSAHA ROTI

Tahun 1998 Mistar adalah pemuda gamang yang baru lulus diploma tiga Jurusan Tata Niaga, Akademi Maritim Belawan, Sumatera Utara. Krisis ekonomi di dalam negeri membuat dia memutuskan bekerja di Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia atau TKI. Kini, Mistar dikenal sebagai pengusaha roti dengan 70 karyawan yang bergantung pada usahanya itu. Usaha roti berlabel Family milik Mistar terletak di Dusun V, Pasar I, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumut. Rumah sekaligus pabrik rotinya itu dipenuhi dengan tumpukan kayu bakar dan berkarung-karung roti kering retur.
”Sebenarnya banyak mantan TKI yang berhasil. Beberapa teman saya dulu juga sudah membuka usaha sendiri dan maju,” tutur Mistar, bapak dua anak itu, merendah.
Selepas menyelesaikan program D-3, Mistar mengaku bingung mau bekerja apa dan di mana. Apalagi saat itu tahun 1998, Indonesia tengah dilanda krisis moneter dan banyak karyawan yang justru terkena pemutusan hubungan kerja, termasuk sang ayah, Muhammad Sari, dan pakciknya, Suryadi.
Mereka semula bekerja di sebuah pabrik roti di Tanjungpura. Toko roti itu tutup. Sang ayah lalu membuka kedai kebutuhan pokok di rumah mereka yang berbatasan dengan kebun kelapa sawit PTPN II Tanjung Beringin, sedangkan Suryadi bekerja mocok-mocok pada orang lain. ”Saya sempat mau bekerja di pabrik elektronik di Tanjung Morawa,” kata Mistar.
Namun, saat dia hendak mengikuti pelatihan ke Jakarta, tes kesehatannya tidak memenuhi syarat. Maka, Mistar pun kembali ke rumah. Tahun 1999, dia memutuskan mendaftarkan diri menjadi TKI ke Malaysia.
Motivasi kerjanya sejak awal memang tidak semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan itu sendiri, tetapi lebih guna mengumpulkan modal untuk membuka usaha di kampungnya sendiri. ”Banyak anggota keluarga kami yang tidak punya pekerjaan. Saya juga tidak pernah berpikir untuk menjadi pegawai negeri sipil atau tentara,” kata Mistar.
Negeri Sembilan
Mistar kemudian diterima bekerja di pabrik tekstil di Negeri Sembilan, Malaysia. Ketika itu dia mendapat gaji pokok sebesar 430 ringgit per bulan. Namun, pada praktiknya dalam sebulan ia bisa menerima sampai 1.000 ringgit karena banyak kerja lembur.
Dia bercerita, banyak temannya sesama TKI yang menggunakan uang hasil kerja di Malaysia itu untuk membeli tanah atau membangun rumah. Namun, setelah kembali ke Tanah Air mereka justru tidak mempunyai pekerjaan. Kondisi seperti itu menambah motivasi Mistar untuk membuka usaha sendiri. ”Rencana saya itu cuma dua tahun bekerja di Malaysia, tetapi uangnya belum terkumpul cukup. Jadinya selama tiga tahun saya menjadi TKI di sana,” katanya.
Mistar mengenang, sekitar delapan bulan sebelum kembali ke kampung halaman pada 2002, dia mengirimkan uang Rp 20 juta kepada sang bapak. Uang itu digunakan oleh ayah dan pakciknya untuk modal membuka usaha roti yang kemudian diberi merek Family.
Pilihan usaha roti diputuskan karena pakciknya memang ahli dalam pembuatan roti. Sejak tahun 1970-an, Pakcik Suryadi bekerja pada seorang pengusaha roti keturunan Tionghoa.
”Dulu, kami ini memang keluarga kuli (pabrik) roti. Kebetulan juga saat itu bahan baku pembuatan roti bisa diutang pada toko bahan pokok di Tanjungpura. Minggu ini kami ambil bahan untuk roti, satu minggu kemudian baru dibayar,” ceritanya.
Mistar memilih nama Family untuk produk rotinya karena para pekerja dalam usaha ini adalah anggota keluarga besarnya. ”Mulai dari pakcik, bapak, sampai tiga adik saya, semuanya terlibat dalam usaha roti ini,” kata Mistar yang produk rotinya menyasar konsumen kelas menengah-bawah dengan harga eceran rata-rata Rp 500 per buah.
Pinjam bank syariah
Uang hasil kerja Mistar sebagai TKI di Malaysia relatif habis digunakan untuk membeli peralatan pembuatan roti dan membuat bangunan berdinding anyaman bambu berlantai semen di belakang rumah orangtuanya.
Di sini ada tungku besar dari bata dengan bahan bakar kayu. Ada pula mesin penggilas adonan dari besi yang ditempa sendiri. Ongkos pembuatan mesin penggilas adonan dengan bantuan bengkel las itu sekitar Rp 2,5 juta. Alat serupa ini bila dibeli di toko bisa sampai Rp 6 juta.
Mistar juga membangun ruangan penguapan kue. Ruang seluas sekitar 2 x 2 meter itu beratap rendah dan ditutup gorden. Uapnya berasal dari dua kompor yang terus mendidihkan panci berisi air. Uap air dari panci itu yang membuat suhu udara di kamar penguapan itu selalu hangat.
Pelan-pelan usaha roti Family terus berkembang. Mistar pun memberanikan diri menambah modal dengan meminjam dari bank.
”Namun, baru setelah usaha berjalan kami pinjam uang ke bank. Kami pinjam Rp 50 juta dari Bank Sumut Syariah,” cerita Mistar. Selain itu, dia juga punya pinjaman Rp 10 juta pada Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (LP2KM).
Karyawan bertambah
Waktu baru membuka usaha pada 2002, produksi roti Family membutuhkan lima hingga enam karung terigu setiap hari dengan jumlah karyawan di bagian produksi 10 orang. Kini, ia membutuhkan sedikitnya 15 karung terigu per hari dengan jumlah karyawan 70 orang.
Dari jumlah karyawan itu, 25 orang bekerja di bidang produksi dan 25 orang lainnya menjadi tenaga pemasaran yang membawa roti Family ke sejumlah warung di Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Deli Serdang, hingga Aceh Timur. Adapun 20 orang adalah pekerja lepas untuk pembungkusan roti.
Pekerja produksi digaji Rp 20.000-Rp 40.000 per hari, sedangkan tenaga pemasaran dibayar berdasar bagi hasil penjualan.
Mistar juga menampung pemasaran untuk tiga produsen roti kering di dusunnya. Salah satu di antara produsen roti kering milik Tina Melinda (32), sesama mantan TKI di Malaysia yang mempunyai 26 karyawan.
Untuk meningkatkan kualitas produk, setiap tiga bulan sekali petugas dari dinas kesehatan datang untuk mengecek kualitas pangan produksinya.
”Saya banyak dibantu BP3TKI (Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) mengikuti pelatihan. Para mantan TKI juga sering bikin pertemuan di sini,” kata Mistar tentang mereka yang datang ke Desa Tanjung Beringin untuk studi banding, termasuk dari Bandung, Jawa Barat.
Meski telah tujuh tahun menjadi juragan roti, Mistar belum pernah melihat pabrik roti modern, apalagi punya jaringan dalam industri pangan nasional. Namun, setidaknya sebagai mantan TKI, dia bisa membuka peluang kerja bagi banyak orang di kampungnya.
Mistar berharap, siapa pun yang kelak menjadi presiden di negeri ini, perekonomian Indonesia bisa stabil. Ini penting baginya agar usaha roti yang menghidupi puluhan keluarga di desanya itu bisa terus berkembang.Sumber : KOMPAS.COM